Sunday, May 29, 2011

Alex Song: Ingin Juara, Arsenal Harus Ubah Mentalitasnya


Alex Song ingin agar Arsenal mengubah pendekatan mentalitasnya dalam setiap pertandingan, apabila ingin mengakhiri penantian selama enam tahun untuk meraih trofi juara.

Musim ini harus diakhiri lagi dengan kekecewaan, setelah armada the Gunners kembali gagal mengakhiri paceklik gelar juara selama enam tahun. Kekalahan dari Birmingham di babak final Piala Carling, menjadi awal malapetaka bagi anak-anak asuh Arsene Wenger tersebut.

Kekalahan di ajang Piala Carling membuat mentalitas Arsenal jatuh dan semakin terperosok. The Gunners harus kembali menelan kekalahan dari Manchester United di ajang Piala FA dan dari Barcelona di ajang Liga Champion.

Tidak hanya sampai di situ saja, Arsenal harus kembali menerima kenyataan tidak dapat bersaing di kompetisi Liga Premier dan harus mengakhiri musim ini berada di peringkat empat klasemen liga. Dan bagi Alex Song, yang terpenting adalah pendekatan mentalitas tim pada pertandingan-pertandingan tertentu yang dapat menentukan posisi mereka di musim depan.

"Kami memiliki banyak pemain yang mengalami cedera di tahun ini, dimana hal itu tidaklah mudah untuk kami karena kehilangan banyak pemain," kata Song seperti dilansir mirrorfootball. "Terkadang ketika kami memasuki lapangan untuk beertanding, kami berpikir jika kami mampu meraih kemenangan dengan sangat mudah," imbuhnya.

"Hal seperti itulah yang harus kami ubah, karena jika berharap bisa meraih kemenangan tapi ternyata sebaliknya, hal tersebut benar-benar memukul perasaan seluruh tim. Saya pikir kami harus memiliki mentalitas yang sama, baik ketika menghadapi tim-tim kuat maupun yang lemah. Kami harus belajar dari hal tersebut agar siap untuk menghadapi musim depan," jelasnya.

Meskipun begitu, Song tetap menerima tantangan untuk Arsenal, yaitu meraih juara di musim depan. Pemain jangkar Kamerun ini mengakui jika terkadang Arsenal kekurangan sesuatu yang cukup vital di dalam tim.

"Saya rasa kami kehilangan sesuatu di tahun ini. Sangat penting di musim depan nanti bahwa kami tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Saya rasa juga cukup bagus apabila setelah kembali dari liburan nanti kami tahu apa yang harus diperbuat untuk menghadapi musim depan," cetus Song.

"Kami akan siap untuk menghadapi tantangan dan sangat penting bagi kami untuk memenangkan sesuatu di musim depan, karena kami sudah kehilangan sesuatu di tahun ini dimana hal itu sangat dekat dari jangkauan kami," tuntasnya.

via bolanews

AC Milan Terus Memantau Klose


Kontrak Miroslav Klose di Bayern Muenchen akan segera habis, dan ia belum membuat putusan soal masa depannya.

Pada bulan April lalu AC Milan dilaporkan berminat mendatangkan Klose, namun hingga saat ini kabarnya pihak Milan belum melakukan langkah serius.

Meski begitu, pihak Milan disebutkan terus memonitor situasi antara Klose dan Muenchen. Dan bukan tidak mungkin Milan akan menawarkan kontrak bila pembicaraan antara Klose dan Muenchen gagal.

Kontrak Klose berakhir bulan depan, artinya Milan bisa merekrutnya tanpa biaya. Hingga saat ini berdasarkan laporan Goal.com, pembicaraan kontrak antara Klose dan raksasa Jerman itu berjalan alot dan belum menemui kesepakatan berarti.

Selain Milan, Klose juga dihubungkan dengan beberapa klub Eropa lain. Bahkan ada rumor yang menyebutkan bahwa ia bisa saja berlabuh di MLS (Liga utama Amerika Serikat).

Eto'o: Tenang, Saya Tidak Akan Kemana-mana!


Samuel Eto'o berusaha meyakinkan para pendukung Inter Milan bahwa dia tidak akan hengkang, meski rumor mengatakan dia mungkin pergi musim panas ini.

Baru-baru ini eks penyerang Barcelona itu dikatakan tengah mempertimbangkan masa depannya di La Beneamata setelah mendapat pelecehan rasis.

"Jangan khawatir, yang saya pikirkan hanya kemenangan bersama rekan satu tim. Trofi Coppa Italia akan menjadi titel keenam dalam dua tahun dan ketiga musim ini," kata Eto'o.

"Tidak akan ada yang terjadi di luar lapangan, Meski mungkin saya marah sebagai seorang manusia, tetap tidak akan membuat saya jauh dari Inter."

Presiden Inter, Massimo Moratti juga menegaskan bahwa Eto'o bukanlah salah satu pemain yang masuk dalam daftar pertimbangan untuk dilepas.

"Eto'o 100 persen tetap menjadi bagian dari kami. Dia tidak berniat pergi, kejadian tersebut tidak bisa menjadi motif untuk pergi," ujar Moratti.

Di Salvo: Ronaldo Bisa Seperti Giggs


Pelatih kebugaran Real Madrid Valter Di Salvo mengatakan bahwa Cristiano Ronaldo mampu bermain hingga mendekati umur 40.

Pemain subur berusia 26 tahun itu baru saja menyelesaikan musim luar biasa bersama Madrid. Ia menasbihkan diri sebagai topskorer La Liga dengan 40 gol, melewati rekor Hugo Sanchez dengan 38 gol.

Untuk prestai klub, meski gagal mempersembahkan trophy La Liga dan Liga Champion, namun satu golnya ke gawang Barcelona di final berhasil membawa Los Blancos merebut Copa Del Rey.

Di Salvo sendiri sudah bekerja sama dengan pemain termahal dunia itu sejak di Manchester United. Sebelumnya pelatih kebugaran asal Italia ini pernah bekerja di Lazio pada era kepelatihan Sven-Goran Eriksson.

"Sulit mengatakan batasan untuk Ronaldo karena ia tidak pernah menyerah," ujar Di Salvo dikutip dari Marca. "Saya pikir dia akan bermain dalam top form hingga usia 38 tahun seperti (Ryan) Giggs. Ia profesional dan contoh bagi semua rekan-rekannya."

"Saya rasa Madrid mendapatkan Ronaldo dengan harga murah karena dia akan bermain di level terbaik untuk waktu yang lama dan ia akan memberi banyak untuk Madrid," lanjutnya.

"Saya mengenal Ronaldo dengan baik. Dia senang bekerja keras. Ia sangat memperhatikan dirinya. Seperti menjaga makanan, minuman dan jam istirahat."

Sejak datang ke Santiago Bernabeu musim panas 2009, Ronaldo telah menjadi sosok paling berpengaruh bagi Madrid. Bermain sebanyak 89 pertandingan bersama Los Blancos kapten Portugal itu menorehkan rekor gol fantastis, 86.

Benzema: Madrid Tidak Akan Jual Saya


Karim Benzema yakin kalau klubnya sekarang, Real Madrid, tidak akan melepasnya pada bursa transfer musim panas ini.

Pada musim ini, penampilan Benzema memang telah mulai membaik dibandingkan penampilannya pada musim lalu. Buktinya, ia telah mencetak 26 gol dari 48 penampilannya bersama Los Blancos di segala ajang pada musim ini.

Walau sudah membaik, bukan berarti posisi Benzema aman di Real Madrid. Striker asal Prancis itu tetap saja konstan diberitakan akan meninggalkan Santiago Bernabéu pada bursa transfer musim panas nanti.

"Saya pikir Real Madrid tidak akan menjual saya. Jose Mourinho percaya pada saya. Musim depan, Anda akan melihat performa terbaik Karim Benzema," ujar Benzema, menanggapi rumor transfer yang mengitari dirinya, seperti yang dikutip Soccernet.

Berdasarkan rumor yang beredar di media massa Spanyol, Madrid rencananya bakal menjual Benzena pada Arsenal atau Juventus pda bursa transfer musim panas nanti. Dengan dana hasil penjualan Benzema, Madrid pun berharap bisa mendatangkan Sergio Aguero dari Atletico Madrid.

Bale Tegaskan Komitmennya Pada Spurs


Gareth Bale berhasil memuaskan keinginan pihak Tottenham dan meberi dorongan besar pada rekan-rekan setimnya, setelah menegaskan bahwa ia akan tetap berada di White Hart Lane di musim depan.

Pemain sayap asal Wales ini, sudah dikaitkan akan hengkang dari klub yang bermarkas di London Utara tersebut di musim panas ini, tapi sebaliknya, ia sudah menandatangani kesepakatan jangka panjang dengan Spurs di bulan Maret lalu.

Meskipun dikabarkan banyak klub-klub papan atas Eropa tertarik padanya, tapi pemain berusia 21 tahun ini sudah menegaskan jika ia ingin tetap berada di Spurs dan membantu mereka bersaing di kompetisi Liga Premier pada musim depan.

"Saya sudah memperbarui kontrak belum lama ini dan saya yakin jika kami memiliki skuad yang cukup baik untuk bersaing meraih posisi empat klasemen liga di musim depan," ujar Bale seperti dilansir Sky Sports News.

Bale mengakui sangat tertarik untuk bermain di luar Inggris, dengan Barcelona yang menjadi salah satu tujuannya, tapi ia bersikukuh saat ini merasa sangat senang berada di Tottenham.

"Barcelona memainkan sepak bola yang sangat hebat, tapi saya merasa sangat senang berada di tempat saya saat ini. Saya sedang fokus menatap ke masa depan untuk apa yang ingin di raih oleh tim di musim depan. Saya masih berusia 21 tahun dan masih banyak hal lain yang masih harus saya pelajari di sepak bola," jelasnya.

Mengenai rumor yang berkembang seputar manajer Harry Redknapp, pemain internasional Wales ini mengatakan bahwa jajaran petinggi klub tidak ingin melepasnya dan akan berusaha sekuat mungkin untuk tetap mempertahankannya.

"Ia sudah bekerja dengan sangat hebat untuk klub. Ketika ia tiba pertama kalinya di klub, kami sedang berada di zona degradasi, tapi ia berhasil membawa kami keluar dari zona degaradasi menuju ke ajang Liga Champion. Ia berhasil membalikkan keadaan dan membuat kami menjadi sebuah tim yang kami inginkan," kata Bale.

Bale juga yakin Tottenham harus berani berinvestasi jika mereka masih ingin berkompetisi dengan tim-tim lainnya untuk meraih satu tempat di Liga Champion pada musim depan.

"Sejujurnya, sangat sulit untuk melihat keadaan saat ini, dimana tim-tim lain menggelontorkan dana dan berusaha memperkuat skuad mereka untuk menghadapi musim depan," cetus Bale.

"Saya harap kami juga bisa melakukan hal yang sama, berinvestasi pada beberapa pemain yang sangat bagus agar bisa bersaing di musim depan, dan berusaha meraih hasil yang lebih baik lagi dibandingkan apa yang sudah kami lakukan di musim ini,' tuntasnya.

Ancelotti Tegaskan Ingin Tetap Berada di Inggris


Eks pelatih Chelsea, Carlo Ancelotti, mengungkapkan keinginannya untuk tetap berada di Inggris, dan membantah kabar jika ia sudah mengadakan kontak dengan AS Roma, yang berminat mendatangkannya sebagai pelatih utama di musim depan.

Eks peracik taktik AC Milan tersebut sudah tidak lagi menukangi Chelsea sejak minggu lalu, dan hal tersebut memunculkan spekulasi jika ia ingin kembali lagi melatih di Italia.

Meskipun rumor mengenai kemungkinannya kembali lagi ke Italia semakin berhembus kencang, tapi Ancelotti lebih memilih untuk tetap berada di Inggris, dan menyatakan bahwa ia sama sekali belum pernah mengadakan kontak dengan klub raksasa ibukota Italia tersebut.

"Saya ingin tetap berada di Inggris, dan saya belum pernah dikontak oleh siapapun dari Roma. Ditambah lagi, saya belum menuntaskan kontrak saya dengan Chelsea. Keinginan saya adalah tetap berada di Inggris," kata Ancelotti pada Sky Sport 24.

"Saya menghabiskan waktu selama dua tahun yang sangat hebat di sini. Saya merasa sangat nyaman di Inggris dan ingin tetap berada di sini," imbuhnya.

"Saya tidak terburu-buru untuk mencari klub baru. Saya hanya memiliki sedikit waktu untuk istirahat sejak 1995. Saya selalu bekerja keras. Ini menjadi kesempatan bagi saya untuk santai sejenak dan melihat hal lain serta mencari tantangan baru," jelasnya.

Selain sudah dikaitkan dengan Roma, Ancelotti dikabarkan menjadi salah satu kandidat untuk mengambil alih klub yang baru saja promosi ke ajang Premier League, Queens Park Rangers (QPR).

Klub yang bermarkas di Loftus Road ini dikabarkan sedang mencari manajer baru untuk menggantikan posisi manajer sebelumnya, Neil Warnock, dengan sasaran seorang manajer papan atas, dan Ancelotti merupakan salah satu peracik taktik yang menjadi kandidat untuk menangani pekerjaan tersebut.

Luis Enrique Calon Kuat Pelatih Roma


Pelatih Barcelona B yang juga mantan pemain Blaugrana, Luis Enrique mendadak muncul sebagai calon terkuat pelatih AS Roma musim depan.

Seperti dilaporkan situs Football italia, Enrique bakal segera bertemu Direktur Roma, Walter Sabatini dalam beberapa hari kedepan, guna melakukan pembicaraan.

Sebelumnya Roma juga dihubungkan dengan beberapa pelatih top seperti Didier Deschamps, Pep Guardiola, dan Carlo Ancelotti. Namun belakangan nama Enrique mengerucut sebagai favorit terkuat.

Guardiola sendiri sebagai mantan rekan bermain, mendukung kepindahan Enrique ke Roma. "Saya kenal Enrique. Dia punya karakter, jadi dia akan sempurna untuk tim seperti Roma," kata Pep dikutp dari Goal.com.

Hingga saat ini posisi pelatih di Roma masih menyimpan tanda tanya besar. Pergantian kepemilikan merupakan salah satu alasan.

Pemilik baru Roma asal Amerika Serikat telah berulang kali menyuarakan ambisinya membawa kejayaan klub ibu kota. Tak salah bila akhirnya muncul banyak spekulasi mengenai perubahan di tubuh Gialorossi musim depan.

Fergie: MU tersihir Barca


Sir Alex Ferguson tak mengelak dari kekalahan. Ia mengakui bahwa Barcelona telah membuat dirinya terpana dan menyebut hanya Los Cules yang bisa membuat timnya seperti itu.

Pada pertandingan yang berlangsung di Wembley, Minggu (29/5/2011) dinihari WIB, Barca menang 3-1 lewat gol Pedro Rodriguez, Lionel Messi dan David Villa. Satu-satunya gol MU diciptakan oleh Wayne Rooney, untuk menyamakan gol yang diciptakan Pedro.

Ada beberapa faktor yang disebut Sir Alex membuat timnya kewalahan menghadapi juara La Liga itu. Dua yang ia sebut adalah ketidakmampuan timnya mengontrol Barca dan juga, khususnya, Messi.

“Mereka membuat Anda tersihir dengan operan-operan mereka,” ujarnya seperti dilansir BBC.

“Kami juga tak mampu menangani Messi.. tapi banyak tim dalam beberapa musim terakhir juga bisa mengatakan demikian.

“Barcelona adalah tim terbaik yang pernah kami hadapi, tak ada satu pun tim yang pernah membuat kami bersembunyi seperti itu.”

Kalah di final Liga Champions menjadi ending bagi The Red Devils musim ini. Apa pun, bagi Sir Alex hal tersebut tetaplah sebuah kegagalan. Yang ingin ia lakukan sekarang adalah membenahi timnya untuk musim depan.

“Tantangan bagi kami sekarang adalah untuk menjadi lebih baik lagi. Musim depan, semoga kami bisa berkembang lebih baik.”

via Detiksport

Vidic, Ferdinand akui kehebatan Barca


Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic sudah berusaha sekuat tenaga mengawal jantung pertahanan Manchester United dari gempuran pemain Barcelona. Tetap kalah juga, mereka pun menilai Barca layak juara.

MU harus bertekuk lutut di hadapan Barca saat keduanya berhadapan di final Liga Champions di Wembley, Minggu (29/5/2011) dinihari WIB. Barca menang 3-1.

Dicatat situs UEFA, Barca tampil dominan bukan hanya lewat penguasaan bola–63% banding 37%–tapi juga jumlah tendangan. Kalau serangan MU yang tepat sasaran hanya satu, Barca punya 12.

“Kami bisa bermain lebih baik tapi Barcelona tampil lebih baik. Di dua gol mereka, kami bisa lebih baik, kami kecolongan,” nilai Ferdinand di BBC.

“Hanya waktu yang akan membuktikan apa mereka tim terhebat, tapi mereka sudah pasti hebat. Kami datang ke sini untuk menang dan percaya bisa melakukannya. Tapi pada akhirnya tim terbaik yang menang,” akunya.

Vidic, rekan Ferdinand dalam mengawal pertahanan tengah MU, mengamini pernyataan tersebut. Ia pun mengaku sulitnya mengawal barisan depan Barca.

“Mereka tidak memainkan seorang penyerang (murni) karena (David) Villa dan Pedro menusuk dari sayap jadi mudah ada salah pengertian di pertahanan.

“Mereka memainkan sepakbola bagus dan layak menang,” tegas Vidic.

via Detiksport

Nani Kecewa, Tapi Hormati Keputusan Fergie


Punggawa Manchester United, Luis Nani mengaku kecewa karena tidak dimainkan ketika menghadapi Barcelona di final Liga Champion, Sabtu (28/5) kemarin.

Dalam laga itu Sir Alex Ferguson menempatkan Nani di bangku cadangan. Pria Skotlandia itu lebih memilih Antonio Valencia yang malam itu justru tampil mengecewakan.

"Ini berat untuk saya karena saya selalu ingin main dan ada dalam tim," kata Nani dikutip dari tribalFootball. "Saya ingin bermain di final. Semua ingin bermain di final dan karena saya sudah melakukan tugas dengan baik sepanjang musim ini maka saya sedikit kecewa tidak masuk dalam tim."

Meski kecewa, namun Nani tetap menghormati keputusan Fergie. "Itulah sepak bola. Terkadang anda main dan kadang tidak, tapi saya hormat pada keputusan pelatih," tegasnya.

Well, nasib Nani sebenarnya lebih beruntung ketimbang Dimitar Berbatov. Topskor United di Liga itu bahkan tidak masuk tim sama sekali dalam laga kontra Barca.

Chicharito: Harus Belajar dari Kekalahan Menyakitkan Ini


Striker muda Manchester United, Javier Hernandez, mengaku merasa kecewa gagal meraih gelar juara Liga Champion di musim pertamanya di Eropa. Namun, ia mengatakan bahwa kekalahan itu akan menjadi pelajaran yang bagus baginya.

Kalah di final Liga Champion mungkin sangat menyakitkan bagi para pemain Manchester United, tidak terkecuali striker baru United, Javier "Chicharito" Hernandez, yang pada musim pertamanya ini langsung mendapatkan kesempatan bermain di pertandingan puncak kompetisi antarklub terbaik di Eropa itu.

Mengomentari kekecewaannya terhadap hasil pertandingan di Wembley itu, Hernandez mengatakan timnya harus belajar dari pertandingan ini agar terhindar dari malam buruk lagi. "Kekalahan ini jelas menyakitkan," ujar Chicharito seperti dilansir Goal.com. "Ada pelajaran yang bisa diambil, dan kami harus belajar dari mereka," lanjutnya.

"Sekarang saya tidak bisa merayakan apa pun, tidak ada yang harus dikatakan. Saya merasa sakit. Kekalahan seperti ini selalu menyakitkan, bahkan lebih ketika berada di final. Anda bisa sebut ini sebagai kegagalan atau kekecewaan. Kami sebenarnya ingin mengangkat piala itu, tetapi kenyataannya kami harus memberi aplaus," ungkap pemain asal Meksiko itu.

Chicharito juga mengakui Barca sebagai tim yang pantas menang setelah ia gagal mendapatkan sebuah peluang pun dalam 90 menit ke gawang Barca yang dikawal Victor Valdes. "Barcelona memenangkan pertandingan dengan baik, mereka lebih baik dari kami. Mereka tim terbaik di dunia," ungkap Hernandez. "Anda harus memberi mereka aplaus karena mereka adalah juara," tegasnya.

Mengenai Lionel Messi yang dinobatkan sebagai Man of the Match pada pertandingan tersebut, Chicharito mengatakan, "Saya tidak terkejut. Ia adalah yang terbaik di dunia dan ia melakukan apa yang terbaik."

Tekuk MU 3-1, Barca juara Eropa


Barcelona keluar sebagai juara Eropa untuk keempat kalinya usai mengakhiri perlawanan Manchester United dengan skor akhir 3-1 bagi kemenangan La Blaugrana. Gelar Eropa memastikan Barca menyandingkan gelar Eropa dengan gelar domestik yang sudah diraih sebelumnya di kompetisi La Liga.

Barca tampil dominan sebagaimana biasanya dan menciptakan banyak peluang pada pertandingan ini. Sementara United, kendati berhasil menciptakan satu gol ke gawang Barca, tampak kesulitan keluar dari tekanan sang lawan.

Pada pertandingan final Liga Champions musim 2010/11 di Wembley, Minggu (29/5/2011) dinihari WIB, gol pertama Barca diciptakan Pedro Rodriguez di menit 27 dengan diawali oleh umpan terobosan Xavi Hernandez. Nama terakhir tak terkawal bek United dengan baik.

Lewat satu penyelesaian tenang, Pedro pun sukses membobol jala Edwin Van der Sar.

Namun, keunggulan Barca hanya sampai menit ke-34. Tusukan Rooney di sisi kanan dilanjutkan dengan operan kepada Ryan Giggs. Bola kemudian dikembalikan oleh Giggs kepada Rooney.

Lewat sepakan kaki kanan ke tiang jauh, Rooney pun sukses membobol jala Victor Valdes.

Dari catatan statistik Soccernet, Barca tampil lebih dominan. Mereka memenangi penguasaan bola dengan perbandingan 70:30.

Barca juga melepaskan 10 tembakan dengan tiga di antaranya tepat sasaran. Sementara United hanya melepaskan dua tembakan dengan hanya satu yang tepat sasaran–dan itulah yang menjadi gol

Barca masih melanjutkan dominasi mereka di awal babak kedua. Dan hasilnya, mereka kembali unggul di menit 54 melalui Lionel Messi.

Gol Messi ini tercipta setelah dirinya menggiring bola sejenak di depan boks penalti United. Ia tak terkawal dan akhirnya langsung melepaskan tendangan kaki kiri melengkung. Van der Sar yang sedikit salah posisi tak mampu menghalau laju bola.

Barca unggul 2-1.

Sudah unggul, tekanan Barca tak kunjung mengendur. Mereka pun layak untuk mendapatkan gol ketiga ketika pertandingan sudah memasuki menit 68.

Operan-operan Los Cules di depan kotak penalti United berakhir di kaki David Villa. El Guaje lalu melepaskan tendangan melengkung ke sebelah kiri Van der Sar, dan penjaga gawang asal Belanda itu tak mamu penjangkaunya.

Di sisa pertandingan, Barca masih terus mempertahankan keunggulan penguasaan bola. United masih menciptakan satu peluang lewat Nani di menit 84.

Setelah bekerjasama dengan Rooney, ia menggiring bola mendekati kotak penalti Barca dan akhirnya melepaskan tendangan kaki kiri. Sial baginya, bola melebar di samping jala Valdes.

Barca kemudian memainkan Carles Puyol di menit 87, kapten Barca itu akhirnya mencicipi pertandingan final ini. United erus menekan pertahanan Barcelona. Namun tak ada yang benar-benar membahayakan gawang Valdes.

Dari statistik terakhir pertandingan, dominasi Barca memang tidak bisa dibantah. Mereka memenangi penguasaan bola dengan perbandingan 68:32.

Secara total, Barca menorehkan 22 tembakan, dengan 12 di antaranya tepat sasaran. Bandingkan dengan United yang hanya menghasilkan empat tembakan dan hanya satu yang tepat sasaran.

Via Detiksport